Pages

Selasa, 13 Maret 2012

Pilih mana, sifat atau wajah ?

Masih berusaha untuk membandingkan bandingkan mana yang lebih long lasting untuk sebuah hubungan ? Indahnya jiwanya atau indahnya parasnya ?
Pada umumnya, hampir setiap orang lebih memilih untuk menjadi suami/istri seseorang yang baik budinya tapi buruk wajahnya, dibandingkan dengan tampan parasnya tapi buruk perangainya. Sejujurnya, saya melihat itu sebagai hal yang sangat picik.

Saya masih saja heran jika ada orang yang secara buta memilih percaya begitu saja bahwa jiwa pasti lebih indah dari paras. Benar, sebaiknya memilih yang berjiwa benar daripada yang berjiwa buruk, terlepas dari apapun wajahnya. Tapi, itu bukan keputusan final. Mengapa ? Karena kita didunia ini memiliki sebuah aspek yang dinamakan “perubahan” :)
That’s why, keputusan untuk menjalani apa yang dinamakan masa penjajakan, pacaran, atau apapun istilahnya, cukup penting untuk mengetahui kuatnya karakter pasangan kita. Semakin kuat karakter seseorang, akan semakin sulit baginya untuk berubah ubah, nah dari sini, kita setidaknya bisa menentukan kualitas apa yang sebenarnya bisa dilihat dari pasangan. Tetapi..
Seperti saya bilang bahwa ada yang namanya perubahan, dengan satu saja alasan yang benar benar merusak nilai dasar pribadi, saya jamin, seseorang pasti langsung berubah 180′.
Contohnya, mari kita lihat Ust. Jeffry Al-Bukhori, jika kalian sekarang dilamar olehnya, pastilah mau, iya kan ? Sudah tampan, soleh lagi. Cocok sebagai suami. Benar ?
Tapi apa kalian tahu dimasa lalu, Ust. Jeffry Al-Bukhori adalah pecandu narkoba ? Jika kita kembali ke 10 tahun yang lalu, dimana Ust. Jeffry masih menjadi pecandu narkoba, siapakah dari kalian yang ingin menjadi suaminya ? Tidak ada ? Padahal ganteng lho, kenapa ? :D
Lagi, coba lihat Ust. Arifin Ilham, mirip dengan Ust. Jeffry, dia juga mantan pengguna narkoba. Tapi sama seperti Ust. Jeffry, satu alasan merubah hidup mereka dari tersesat menjadi “lurus”. Merubah secara langsung perangai mereka, merubah pandangan mereka, merubah sifat dan kesolehan mereka. Tapi apa yang tidak berubah ? Wajah :)

Masih mau berpikir bahwa jiwa lebih long-lasting ketimbang wajah ?
Coba lihat beberapa orang yang tertangkap jadi maling dan masuk ke headline surat kabar Lampu Merah. Berapa dari mereka yang menyatakan baru mencuri sekali itu, atau baru mencopet sekali itu. Baru sekali! Lihat, kenapa mereka sampai merubah sifatnya yang tadinya baik, tidak mencuri, menjadi pencuri ? Tapi apa yang tidak bisa mereka rubah ? Tampang, wajah, muka. :D
Sekali lagi, satu alasan sudah cukup untuk merubah seseorang menjadi orang lain. Dan menurut saya, justru sifat dan karakterlah yang paling rentan terhadap perubahan.
Saya sendiri, lihat lagi 6 tahun yang lalu. Saya duduk di depan PC, tidak tahu akan melakukan apa besok pagi. Tidur di pagi hari dan baru bangun di malam hari, hampir tanpa tujuan yang pasti. Pergi kuliah karena diminta orang tua, dan lebih banyak membolos kuliah dibandingkan benar benar belajar. Pathetic.
Sekarang ? Saya hampir tidak memiliki sisa sisa 6 tahun yang lalu. Saya sangat suka aktifitas, suka pergi keluar bermain bersama teman teman, membangun sebuah komunitas sendiri, punya tujuan akan bisnis dan punya rencana masa depan dan target yang harus dikejar.
6 tahun yang lalu, tidak akan ada orang yang mau saya nikahi karena kehidupan saya yang mengenaskan. Sekarang ? Mungkin juga tidak ada, karena saya sudah punya istri :p
Ada teman saya malah ekstrim. Ada yang tiba tiba berani ambil langkah perubahan, membuang masa lalu, pindah kota, menghilang dari kehidupan siapapun, dan tiba tiba, sekarang, 1 tahun kemudian, dia mengagetkan kami dengan perubahan sifat dan karir nya yang amazing. Dari loser, jadi winner. Awesome. Perubahan sifat :)
Percayalah bahwa sifat tidak eternal, sifat bisa dibentuk, dirubah, diperbaiki, atau malah dihancurkan. Lihat lebih baik pasangan anda di masa masa pacaran. Bisa tidak kamu mempengaruhi pasanganmu untuk lebih baik dimasa depan, punya potensi nggak dia untuk dimasa depan, walaupun mungkin saat kalian pacaran, kamu merasa bahwa kehidupannya sangat buruk.
Masa masa pacaran, kebetulan saya punya mantan pacar yang baik. Dia mengajari saya berbagai hal mengenai perancangan masa depan. Mengajari saya untuk punya ilmu lebih banyak daripada yang lain. Mengajari saya juga untuk punya target dan pandangan untuk beberapa tahun kedepan, untuk dikejar. Sayang sekali, sekarang dia sudah menjadi mantan saya. Saya masih ingat namanya, salsabeela, istri saya :D
Sifat saya berubah jauh 3 tahun terakhir ini. Benar benar seperti kacang yang keluar dari kulitnya. Seperti buah apel yang menggelinding jauh dari pohon. Tapi apa yang masih sama ? Saya masih tetap kacang. Masih tetap apel. Masih tetap setampan 6 tahun yang lalu :)
Jadi masih secara buta memilih indahnya sifat daripada indahnya wajah ? :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar